- .LATAR BELAKANG
- Untuk membangun pendidikan masa depan perlu dirancang sistem pendidikan yang dapat menjawab harapan dan tantangan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.Sistem pendidikan yang dibangun tersebut perlu berkesinambungan dari pendidikan prasekolah,pendidikan dasar,pendidikan menengah,dan pendidikan tinggi.
- Salah satu dimensi yang tidak bisa dipisahkan dari pembangunan dunia pendidikan nasional masa depan adalah kebijakan mengenai kurikulum. Kurikulum merupakan jantungnya dunia pendidikan.Untuk itu,kurikulum di masa depan perlu dirancang dan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional dan meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia.Mutu pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,terbuka, demokratis,dan mampu bersaing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga negara Indonesia yang produktif dan lulusannya mampu berkompetisi secara internasional.
- Agar lulusan pendidikan nasional memiliki keunggulan kompetitif dan komperatif sesuai standar mutu nasional dan internasional,kurikulum di masa depan perlu dirancang sedini mungkin.Hal ini harus dilakukan agar sistem pendidikan nasional dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi,ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni(IPTEKS).Dengan cara seperti ini lembaga pendidikan tidak akan kehilangan relevansi program pembelajarannya terhadap kepentingan peserta didik.
- Untuk menjawab tantangan di atas,Pusat Kurikulum menyelenggarakan kegiatan
”Kajian Kurikulum Mata Pelajaran IPA”.
Kajian kurikulum IPA ini juga dilatarbelakangi dari hasil pendidikan kita yang belum memuaskan. Hal itu tercermin pada laporan beberapa lembaga internasional berkenaan dengan tingkat daya saing sumber daya manusia kita dengan negara-negara lain. Seperti yang terungkap dalam catatan Human Development Report tahun 2000 versi UNDP. Peringkat Human Development Index (HDI) atau kualitas sumber daya manusia Indonesia berada pada urutan 105 dari 108 negara. Indonesia berada jauh di bawah Philipina (77), Thailand (76), Malaysia (61), Brunei Darussalam (32), Korea Selatan (30), dan Singapura (24). Organisasi internasional yang lain juga menguatkan hal itu. International Educational Achievement (IEA) melaporkan bahwa kemampuan dalam bidang Science dan Mathe-matics siswa SMP Indonesia berada di urutan 38 dari
39 negara yang disurvei. Sementara itu lembaga yang mengukur hasil pendidikan
Science dan Mathematics di dunia, melaporkan hasil Third (kini Trends) International
in Matemathics and Science Study (TIMSS), bahwa kemampuan Matematika siswa SMP kita berada di urutan 34 dari 38 negara, sedangkan kemampuan IPA berada di urutan ke-32 dari 38 negara (Martin, et al. 1999)., sedangkan pada tahun 2003, Indonesia berada pada urutan ke-36 dari 45 negara peserta baik pada bidang matematika maupun bidang sains (Martin, et al. 2003).
- Masih lemahnya kemampuan siswa dalam bidang sains khususnya literasi sains terbukti dari hasil penelitian tentang asesmen hasil belajar sains pada level internasional diselengarakan oleh Organization for Economic Co-operation and Development(OECD)melalui program PISAnya.Penelitian yang dilakukan oleh OECD yaitu tentang PISA(Programme for International Student Assessment)untuk
- Kajian Kebijakan Kurikulum mp IPA - 20071
anak usia 15 tahun,yang telah dua periode diselenggarakan,Indonesia ikut berpartisipasi dalam kedua penelitian tersebut.Pertama,tahun 2000 diikuti oleh 41 negara,Indonesia berada pada urutan ke-38 pada kemampuan sains (OECD,2003:
110),urutan ke-39 pada bidang matematika (OECD, 2003: 102) maupun kemampuan
membaca (reading)(OECD,2003:80).Kedua, tahun 2003 diikuti oleh 40 negara, Indonesia berada pada urutan ke-38 pada kemampuan sains (OECD,2004:294)dan matematika (OECD, 2004:59), urutan ke-39 pada bidang kemampuan membaca(OECD,2004:281).
- Baca Selengkapnya Silahkan Download Dibawah Ini :
1. File Berbentuk PDF
2. File Berbentuk DOC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar