Jumat, April 30, 2010

DINAMIKA PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DINAMIKA PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
ABSTRAK: Tujuan penelitian dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang polarisasi sosialisasi pengembangan KTSP, strategi pengembangan KTSP yang dilakukan oleh satuan pendidikan, dan hasil-hasil dokumen KTSP yang telah dikembangkan oleh satuan pendidikan, serta kendala yang dalam mengembangkan KTSP. Metode penelitian ini adalah deskriptif, di mana data utama diolah berdasarkan laporan kegiatan pengembangan kurikulum yang diambil secara stratifikasi yang dilakukan oleh satuan pendidikan yang memperoleh pendampingan dari tim pengembang kurikulum
kabupaten/kota yang difasilitasi oleh Pusat Kurikulum (khususnya Bidang Kurikulum Pendidikan Nonformal) di 8 provinsi, 120 kabupaten/kota pada tahun 2008 dan 2009.
Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, fokus grup diskusi, dan pengamatan terlibat. Teknik analisis data yang dipergunakan ialah deskripsi, interpretasi, dan eksplanasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan KTSP masih menghadapi berbagai kendala terhadap isu sosialisasi, strategi pengembangan, dan hasil-hasil kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah dikembangkan. Beberapa kendala yang ditemukan,antara lain: peran guru cenderung mengabaikan pesan sebagai developer dan kreator kurikulum, pengembang umumnya belum mampu memberikan warna kebutuhan dan karakteristik sekolah/daerah, dan dinas pendidikan kabupaten/kota umumnya kurang optimal dalam memfasilitasi pengembangan KTSP.
KATA KUNCI: kurikulum, pendampingan, pengembangan, pemberdayaan

PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan hasil pemahaman yang mendalam oleh pengembangnya berkait dengan fungsi-fungsi pendidikan, perkembangan iptek, harapan masyarakat, dan tingkat perkembangan dan karakteristik peserta didik. Kedudukan kurikulum pada tataran ini sebagai panduan untuk memilih substansi pendidikan yang akan dijadikan objek belajar. Keberhasilan maupun ketidakberhasilan dalam mengembangkan kurikulum pada tingkatan ini relevan dengan fungsi pendidikan yang berakibat secara beruntun terhadap substansi kurikulum secara keseluruhan. Proses penentuan substansi kurikulum pada hakikatnya memerlukan pemikiran strategis dengan pendekatan multidimensi. Karena yang menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu bahwa akhir dari suatu proses pendidikan adalah memasuki dunia kerja.
Dunia kerja begitu luas, oleh karena itu kurikulum yang dikembangkan harus memerhatikan dunia kehidupan yang antara lain mensyaratkan berbagai kompetensi seperti kecakapan umum (general life skill), penguasaan dan kepemilikan konsep dasar keilmuan yang berupa konsep-konsep esensial/kunci (content objectives), kecakapan menerapkan konsep dasar dalam kehidupan sehari-hari (life skill objectives), dan kecakapan akhlak mulia serta budi pekerti. Di samping itu, masih ada kompetensi lain yang perlu dimiliki seperti social skills, decision making skills, employability, health, money management, family responsibities, basic understanding of the law, dan sebagainya (http:www.workshopsinc.com).
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dengan demikian, setiap satuan pendidikan perlu mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (Pasal 1 butir 15 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan) dan dikembangkan atas dasar Standar Isi (SI) berdasarkan pada Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Dalam KTSP standar isinya sama, dan hal ini merupakan standar kompetensi nasional minimal.
Demikian pula Standar Kompetensi Lulusan (SKL) berdasarkan pada Permendiknas No. 23 Tahun 2006. Standar kompetensi (SK), dan kompetensi dasar (KD) setiap mata pelajaran juga telah ditetapkan secara nasional, sedangkan penjabaran lebih rinci ke dalam berbagai komponen seperti indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan lainnya bisa berbeda-beda. Dalam mengembangkan KTSP, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan, yaitu oleh masing-masing sekolah. Dalam hal ini, setiap sekolah diberi kewenangan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah dan peserta didiknya. Pendekatan penyusunan kurikulum demikian menurut Nopri (http:www.jurnal.um.ac.id/fs/bani/2003) disebut pengembangan kurikulum berbasis sekolah (school- based curriculum developement).
Pemberian kewenangan kepada sekolah menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri merupakan bentuk otonomi pendidikan dalam rangka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS dan KTSP merupakan otonomi sekolah dengan fleksibilitas dan partisipatif dari para pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan di sekolah dalam koridor desentralisasi kurikulum meliputi pengelolaan kurikulum, penjabaran, pengelolaan pembelajaran, dan penilaian yang diberikan Depdiknas.
Pengembangan KTSP dilakukan oleh guru-guru dengan melibatkan para ahli, komite sekolah/madrasah dan pihak-pihak lain di masyarakat yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap kurikulum. Pengembangan KTSP dapat dilakukan oleh seorang guru, sekelompok guru atau seluruh guru sejenis dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan program satuan pendidikan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan masyarakat sekitarnya. Desain KTSP terdiri atas sasaran atau tujuan kurikulum, materi atau isi kurikulum, model pembelajaran dan penilaian hasil belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan, tantangan, karakteristik, dan tahap perkembangan sekolah dan masyarakat di mana sekolah berada. Dalam hal ini termasuk pula menentukan visi, misi sekolah, tujuan sekolah, beban belajar, kalender

Baca Selengkapnya Silahkan Download File Dibawah Ini :
1. File Bentuk PDF
2. File Bentuk DOC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar