Rabu, September 02, 2009

CONTOH MODEL KURIKULUMBAGI PESERTA DIDIK SOSIAL EKONOMI RENDAH PENDIDIKAN MENENGAH

CONTOH MODEL KURIKULUMBAGI PESERTA DIDIK SOSIAL EKONOMI RENDAH PENDIDIKAN MENENGAH
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
  1. BAB I. PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
    2. Ruang Lingkup Masalah
    3. Perumusan Masalah
    4. Tujuan
    5. Hasil yang Diharapkan
    6. Kegunaan
  2. BAB II. PENGEMBANGAN MODEL
    1. Landasan Hukum
    2. Landasan Empiris
    3. Landasan Teori
      1. Kemiskinan dan Ciri-cirinya
      2. Pendidikan Layanan Khusus dan Kurikulum
      3. Sekolah Menengah Atas
      4. Sekolah Menengah Kejuruan
  3. BAB III. STRATEGI PENGEMBANGAN
    1. Pengembangan KTSP
    2. Penekanan dalam Pengembangan KTSP
      1. Prinsip Pengembangan KTSP
      2. Karakteristik Peserta Didik
      3. Perlakuan Khusus
      4. Tujuan Akhir
    3. Pengembangan Selanjutnya.
    4. Diagram Pengembangan Kurikulum PL Sosial Ekonomi Rendah
  4. BAB IV. METODOLOGI
    1. Strategi Pelaksanaan Kegiatan
    2. Strategi Kegiatan
    3. Unsur yang Terlibat
  1. BAB I PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
      1. Pendidikan adalah hak seluruh anak bangsa, tanpa kecuali! Karena hal ini menyangkut nasib generasi bangsa, yang juga menyangkut harkat dan martabat bangsa kita di masa depan agar menjadi masyarakat yang cerdas. Mencerdaskan anak bangsa bukanlah pekerjaan mudah, karena untuk mencerdaskan mereka yang berjumlah puluhan juta, bahkan ratusan juta, apalagi dengan kondisi geografis, sosial ekonomi, dan kultur yang berbeda-beda.
      2. Pendidikan bermutu tinggi memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun di sisi lain tidak sedikit masyarakat yang mengharapkan pendidikan gratis! Demikian juga harapan sebagian pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat yang peduli pada nasib anak bangsa. Keinginan masyarakat miskin untuk mengenyam pendidikan bermutu adalah suatu hal keinginan yang wajar. Di pihak lain, masyarakat miskin/tidak mampu bukannya tidak memiliki kemauan, tetapi memang tidak mampu membayar biaya pendidikan yang tinggi. Untuk itu diperlukan sebuah solusi.
      3. Untuk mencapai pendidikan bermutu tinggi mutlak diperlukan sumber daya
        pendidikan yang lengkap dan representatif. Sumber daya pendidikan demikian memerlukan anggaran sangat besar. Namun kemampuan pemerintah masih terbatas, di sisi lain masih banyak masyarakat kita berkondisi sosial ekonomi sangat rendah.
      4. Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2006 oleh
        Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan membengkak menjadi 39,05 juta jiwa atau 17,75 persen, dari Susenas 2005 berjumlah 35,10 juta atau 15,97 persen. Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan pedesaan tidak banyak berubah. Pada bulan Maret 2006, sebagian besar (63,41 persen) penduduk miskin berada di daerah pedesaan.
      5. Meningkatnya kemiskinan di Indonesia berdampak pada semakin tingginya
        anak putus sekolah, karena (sebagian dari) mereka (tidak mampu membayar uang sekolah dan sebagian lain) harus mengutamakan bekerja untuk membantu kondisi ekonomi keluarganya. Pendidikan menjadi kurang penting menurut kelompok masyarakat ini.

      Gambaran Selengkapnya Silahkan DOWNLOAD DISINI File Bentuk PDF
      Gambaran Selengkapnya Silahkan DOWNLOAD DISINI File Bentuk DOC

    بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
    Shahih Bukhari
    -Imam Bukhari-
    Kitab Puasa

    Bab 18: Mengakhirkan Sahur[ 9 ]
    (Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Sahl yang tertera pada nomor 323 di muka.")
    [9] Demikianlah judul yang asli. Di dalam naskah al-Hafizh disebutkan Bab Ta'jilis-Sahur, dan ia berkata, "Ibnu Baththal berkata, 'Kalau bab ini diberi judul Bab Ta'khiris Sahur, niscaya bagus. Maghlathay memberi komentar bahwa dia menjumpai di dalam naskah lain dari al-Bukhari Bab Ta'khiris-Sahur. Tetapi, saya sama sekali tidak melihat hat itu di dalam naskah at Bukhari yang ada pada kami."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar