Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
- Bab I Pendahuluan
- Latar Belakang
- Tujuan
- Ruang Lingkup
- Latar Belakang
- Bab II Landasan
- Landasan Yuridis
- Landasan Teoritis
- Landasan Yuridis
- Bab III Temuan Kajian dan Pembahasan
- Kajian Dokumen
- Kajian Lapangan
- Pembahasan Temuan Kajian Dokumen dan Lapangan
- Kajian Dokumen
- Bab IV Kesimpulan dan Rekomendasi
- Kesimpulan
- Rekomendasi Jangka Pendek
- Rekomendasi Jangka Panjang
- Kesimpulan
- BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Standar isi merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari delapan standar yang termasuk dalam lingkup standar nasional pendidikan. Standar isi tersebut memuat lingkup materi dan tingkat kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Suatu standar yang berfungsi sebagai acuan dan main goals di dalam membuat perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan, maka rumusan-rumusan standar isi hendaknya bersifat konseptual, fundamental, esensial, bermakna, akurat, konsisten dan praktis guna mencapai Tujuan Pendidikan Nasional.
- Sifat konseptual standar isi menghendaki adanya landasan dasar filosofis, psikologis, akademis, sosiologis, dan manajemen, sehingga rumusan-rumusan yang tertuang dalam dokumen acuan mengakar pada dasar keilmuan, memberikan batang tubuh yang kokoh dengan tidak terlalu terombang ambing oleh dinamika perubahan, tetapi membuka peluang secara fleksibel terhadap perkembangan baru.
Sifat fundamental standar isi menghendaki pemuatan hal-hal mendasar tentang kemampuan yang hendaknya dimiliki sumber daya manusia baik untuk kepentingan menghadapi problematika masa kini maupun adaptable untuk kepentingan masa mendatang (berifat futuristik).
- Sifat esensial standar isi menghendaki pemuatan prinsip-prinsip pokok dari setiap bidang keilmuan dengan terminologi dan ruang lingkup yang telah disepakati pakar nasional, regional maupun internasional yang memberi dukungan berarti terhadap potensi sumber daya manusia yang akan diujudkan dan membuka peluang terhadap dinamika perubahan (kemutakhiran isi).
Sifat kebermaknaan standar isi untuk pendidikan menghendaki adanya perubahan kepada paradigma science/education for life bukan life for science/education atau science/education for science/education. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan yang dimuati isi keilmuan hakikatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan. Kebermaknaan standar isi menyangkut dimensi-dimensi pengalaman, aturan logis, elaborasi seleksi yang disesuaikan dengan tradisi budayanya maupun dunia disiplin persekolahannya, tuntutan dunia kerja dan dimensi ekspresi yang komunikatif berdasarkan pertimbangan pedagogi.
- Sifat akurasi standar isi menghendaki bahwa terminologi yang digunakan di dalam setiap dokumen penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan yang diakui oleh kesepakatan keilmuan. Dalam hal ini, jika dianut pandangan kurikulum spiral, maka tingkat kedalaman standar isi hendaknya jelas pada setiap jenjang sekolah.
Gambaran Selengkapnya Silahkan DOWNLOAD DISINI File Bentuk PDF
Gambaran Selengkapnya Silahkan DOWNLOAD DISINI File Bentuk DOC - Standar isi merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari delapan standar yang termasuk dalam lingkup standar nasional pendidikan. Standar isi tersebut memuat lingkup materi dan tingkat kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Suatu standar yang berfungsi sebagai acuan dan main goals di dalam membuat perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan, maka rumusan-rumusan standar isi hendaknya bersifat konseptual, fundamental, esensial, bermakna, akurat, konsisten dan praktis guna mencapai Tujuan Pendidikan Nasional.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Shahih Bukhari
-Imam Bukhari-
Kitab Keutamaan Lailatul Qadar
Bab 3: Mencari Lailatul Qadar pada Malam yang Ganjil dalam Sepuluh Malam Terakhir
Dalam hal ini terdapat riwayat Ubadah.[2]
987. Aisyah رضي الله عنها berkata, "Rasulullah ber'itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan beliau bersabda, 'Carilah malam qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan."
988. Ibnu Abbas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh yang terakhir dari (bulan) Ramadhan. Lailatul Qadar itu pada sembilan hari yang masih tersisa,[3] tujuh yang masih tersisa, dan lima yang masih tersisa." (Yakni Lailatul Qadar 2/255).
989. Ibnu Abbas berkata, "Carilah pada tanggal dua puluh empat."[4]
[2] Yaitu, hadits Ubadah yang maushul yang disebutkan sesudah bab ini.
[3] Sebagai badal dari perkataan 'al-Asyr al-awaakhir' 'sepuluh hari terakhir'. Sembilan hari yang masih tersisa, maksudnya tanggal dua puluh satu, tujuh hari yang masih tersisa maksudnya tanggal dua puluh tiga, dan lima hari yang masih tersisa maksudnya tanggal dua puluh lima.
[4] Riwayat ini mauquf (yakni perkataan Ibnu Abbas sendiri), tetapi dirafakan oleh Ahmad. Hadits ini telah ditakhrij di dalam Silsilatul Ahaditsish Shahihah (nomor 1471).
Al-Hafizh berkata, "Terdapat kesulitan mengenai perkataan ini yang di dalam riwayat lain dikatakan pada tanggal ganjil. Kesulitan ini dijawab dengan mengkompromikan bahwa lafal yang lahirnya menunjukkan genap itu adalah dihitung dari akhir bulan, sehingga malam dua puluh empat (yang genap) itu adalah malam ketujuh (dihitung dari belakang)." - Latar Belakang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar